Ilmuwan Tiongkok Temukan Flu Babi Jenis Baru, Berpotensi jadi Pandemi

Ilmuwan Tiongkok Temukan Flu Babi Jenis Baru, Berpotensi jadi Pandemi Ilmuwan Tiongkok Temukan Flu Babi Jenis Baru, Berpotensi jadi Pandemi

Para peneliti dempet Tiongkok menemukan jenis flu babi mutakhir yang daya dalam pandemi. Virus yang dinamakan G4 EA H1N1 itu disebut mirip atas penyakit yang sepadan ketika merebak tahun 2009 terus namun memiliki karakter berselisih.

Hal tersebut disampaikan 23 ahli dari terdalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) yang dipublikasikan hari Senin (29/6).

Dari 23 ahli, seberlebihan 22 orang merupakan ilmuwan di perguruan tinggi Tiongkok. Meski saat ini belum dalam ancaman dunia, namun para ahli masih mengawasi potensi bahaya akan ditimbulkan.

"Saat ini kami terganggu dengan virus corona. Tetapi tidak boleh melupakan virus hangat yang berpotensi berbahaya," kata menyimpang satu ahli yang ikut terdalam penelitian itu, Prof. Kin-Chow Chang dilansir dari BBC, Selasa (30/6).

(Baca: Video: Data Terbaru Kasus Corona dekat Indonesia per 30 Juni 2020)

Para peneliti mengambil 30 ribu tes usap dengan babi di rumah jagal adapun berada di 10 Provinsi Tiongkok. Mereka lantas mengisolasi 179 virus flu dengan hewan tersebut dan mengidentifikasi jenis patogen dominan.

Dari hasil penelitian mereka, virus yang dominan terkandung memegang kemampuan menular dan bereplikasi dalam sel manusia. “Dengan demikian menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia,” demikian tulis para ahli dari laman PNAS.

Tes bahwa dilakukan menunjukkan kekebalan dari vaksin flu sejenis tak memberi perlindungan melalui penyakit ini. Sepanjang 2016, para pekerja peternakan dekat dua provinsi Tiongkok yakni Hebei dan Shandong telah dites. Hasilnya lebih melalui 10% dinyatakan positif terjangkit virus ini.

Namun belum ada bukti lebih lanjut apakah penyakit tersebut menulari antar manusia. “(Namun) infeksi virus ini dikhawatirkan bisa meningkatkan adaptasi dan risiko pandemi pada manusia,” demikian tulis para peneliti dikutip daripada The Guardian.

Sedangkan Kepala Departemen Kedokteran Hewan Universitas Cambridge James Wood mengatakan penelitian ini bermanfaat untuk mengingatkan risiko munculnya penyakit zoonosis baru. Penyakit sebelumnya nan berasal melalui hewan adalah SARS-CoV-2 atau biasa disebut virus corona Covid-19.

“Karena manusia mendapat kontak adi demi satwa lagi bisa bertindak sebagai sumber pandemi adi,” kata Wood.

(Baca: Rasio Kesembuhan Pasien Covid-19 RI Masih pada Bawah Rata-rata Global)